Buku Harian Semut

Annisa Pane
2 min readMar 30, 2021

Hari ini, Kale dan Nada bertemu lagi.

Oh, tentu! Petualangan mereka bertransformasi menjadi semut akan dimulai.

“Kaleee!” panggil Nada dengan semangat. “Yaaa!” saut Kale dengan semangat juga, sih. Tapi waut wajahnya tak kuasa menahan kantuk.

Why are you up so early, girl?” Kale bertanya-tanya dengan matanya yang masih tertutup.

You already know why!” saut Nada dengan kedua tangan diantara bibir mungilnya.

Kale terbangun karena teringat agenda semalam, menjadi semut seharian.

Nada menunggu Kale di ruang tamu, ia menemukan foto-foto masa kecil Kale yang sangat lucu dan tidak bosan menertawakannya karena Kale adalah anak yang cukup gembil di masa itu.

__

“Jadi, tempat apa yang akan kita kunjungi hari ini?” tanya Kale penasaran, yang sebetulnya sudah memiliki daftar tempat juga.

“Aku selalu penasaran bagaimana situasi dapur restoran…” ucap Nada.

“Yaampun, suer deh Nad, tempat itu ada di nomor ke-2 list yang telah ku buat!!” Kale sangat bersemangat mendengar Nada memilih tempat tersebut, ia merasa keanehannya ini bukanlah hal yang aneh ketika ia dengan Nada.

__

Sesampainya mereka di salah satu restoran ternama di kota, mereka seketika berubah menjadi semut.

*poof!*

Dunia seakan menjadi jauh lebih besar bagi mata Kale dan Nada.

Ya, mereka melihat manusia sebagai monster raksasa dan menghindar dari hentakan kaki manusia, khawatir akan terinjak.

Nada berteriak, “Aaaa! This is a nightmare!”. “Hahaha agreed, Nad. Agreed!” sahut Kale.

Is it weird that I love this adrenaline rush?” tanya Nada.

Not at all, I love it as well. But simply because I get to spend more time with you.” jawab Kale.

Oh, and I can be the bigger ants and protect you.” lanjut Kale.

--

--

Annisa Pane

She believes in kindness and positivity, which is why she has a certain color to her writing. The colors that turns sadness and sorrow into hope and smile. ♡